1.
Peranan
Guru Cerdas dan Mencerdaskan Anak Bangsa
Yang Berwawasan Global.
Dalam konteks formal, peranan guru
otomatis sangat sangat penting dalam pembelajaran kehidupan, karena
bersangkutan dengan pembelajaran dan proses dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
Bukan hanya ilmu yang tertulis dalam daftar pelajaran di sekoah saja, melainkan
seharusnya ilmu yang berperan dalam kehidupan yang terjadi. Seorang guru
dituntut untuk dapat mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik
(murid) serta memperbaiki pola fikir dan tindakan yang dilakukan oleh peserta
didik tersebut sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik dan dapat
bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan disekitarnya. Tanpa guru, proses
pembelajaran tidak akan berjalan secara maksimal.
Peserta didik mungkin dapat
belajar sendiri (autodidak)
secara maksimal sehingga kemudian menjadi seseorang yang ahli dalam bidang
tertentu. Akan tetapi, autodidak
tetap akan berbeda hasilnya dengan mereka yang juga bersama-sama berusaha
dengan maksimal dibawah bimbingan guru. Artinya guru merupakan sosok yang
sangat penting dan berpengaruh dalam proses pembelajaran dan perkembangan
potensi peserta didik. Peserta didik ini merupakan faktor utama dalam suatu
bangsa, karena peserta didik inilah yang akan mengendalikan bangsa suatu saat
nanti. Dengan kata lain, guru merupakan faktor utama yang menentukan tingkat
kesuksesan suatu bangsa.
Indikator kecerdasan berpikir dalam Islam
1) Kerja
akal / pikir senantiasa dalam koordinasi nurani
a. Yang
dimaksud dengan koordinasi nurani adalah berperannya nurani sebagai wujud
hidayah yang mengandung kekuatan ilahiyah, yang mengarahkan langkah-langkah
berpikir dengan cara yang benar terhadap objek yang benar.
2) Buah
pemikiran mudah dipahami, diamalkan, dialami
a. Yang
dimaksud dengan buah pemikiran yang mudah dipahami oleh orang lain adalah buah
pemikiran yang disampaikan dengan bahasa yang mudah menyentuh qalbu dan jiwa
walaupun sebenarnya pengetahuan atau ilmu yang disampaikan itu mengandung makna
yang tinggi. Jadi, seseorang yang memiliki kecerdasan berpikir bukan dilihat
dari penyampaian buah pemikiran dengan gaya bahasa yang tinggi, penuh dengan
istilah-istilah filosofi, tetapi kemampuan memahamkan kepada orang lain dari
sesuatu yang sulit menjadi mudah. Secara hakiki, kecerdasan intelektual
seseorang tidak akan mempunyai arti, apabila buah pemikirannya itu hanya dapat
dipahami oleh dirinya sendiri.
3) Buah
pikiran bersifat kausal
a. Yang
dimaksud berpikir secara “kausalitatif” adalah kemampuan mengetahui, memahami,
dan menganalisis hakikat dari suatu masalah, kejadian atau peristiwa. Berpikir
atas dasar kausalitas ini akan dapat melepaskan diri seseorang dari sikap
spekulatif dan tidak bertanggungjawab, was-was, keragu-raguan, fitnah dan
kedustaan.
4) Buah
pikiran bersifat solutif
a. Berpikir
solutif adalah kemampuan menggunakan akal pikiran dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.seseorang yang berpikir
secara kausalitatif dan solutif adalah seseorang yang benar-benar memahami
hakikat dan dan makna dari suatu masalah, peristiwa atau kejadian.
2.
Karakteristik
Guru Cerdas untuk Anak Bangsa :
2.1
Memiliki kepribadian yang:
- Percaya diri : Percaya diri pada dasarnya adalah suatu sikap yang
memungkinkan kita untuk memiliki persepsi positif dan realistis dari diri kita
dan kemampuan kita. Hal ini ditandai dengan atribut pribadi seperti ketegasan, optimisme,
antusiasme, kasih sayang, kebanggaan, kemandirian, kepercayaan, kemampuan untuk
menangani kritik dan kematangan emosional. Seseorang yang tidak percaya diri ,
itu bukan sifat permanennya , namun ia dapat berubah. Karena Percaya Diri merupakan hal yang harus kita pelajari, bukan suatu
hal yang diwariskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan berkontribusi untuk
tingkat kita percaya diri dan harga diri diantaranya Agama kita, Budaya, Jenis
kelamin, dan faktor yang sering menjadi alasan orang tidak percaya diri
adalah kelas sosial dan orang tua. Orang yang percaya diri , ia
memiliki keimanan (kepercayaan) yang mendalam untuk di masa depan mereka dan
dapat menilai kemampuan mereka secara akurat. Mereka juga memiliki pengertian
umum kendali dalam hidup mereka dan mereka percaya bahwa, mereka akan dapat
melakukan apa yang mereka inginkan, rencana dan berharap, tidak peduli apa
hambatan yang akan datang.
- Sabar : yang
sabar dalam menghadapi mereka pada saat proses belajar mengajar. Kesabaran
seorang guru akan membuat anak didik merasa nyaman dalam belajar. Tidak saja
merasa nyaman, kesabaran seorang guru juga membuat anak didik mempunyai waktu
yang cukup untuk lebih bisa memahami pelajaran yang dihadapinya. Inilah kunci
yang sangat penting dalam meraih keberhasilan di dunia pendidikan atau guru yang tetap sabar dengan siswa mereka
yang dianggap yang terbaik. waktu yang dibutuhkan tiap-tiap siswa dalam
memahami konsep tertentu dapat bervariasi. Beberapa siswa membutuhkan waktu
lama bahkan tidak bisa memahami subyek. Hal ini sangat penting untuk bersabar
dengan anak-anak tersebut.
- Objektif dan adil : guru
dan juga dosen memberikan nilai kepada peserta didik apa adanya. Banyak orang
bingung keadilan dan konsistensi. Seorang guru yang konsisten adalah orang yang
sama dari hari ke hari. Seorang guru yang adil memperlakukan siswa sama dalam
situasi yang sama. Misalnya, siswa mengeluhkan ketidakadilan ketika guru
memperlakukan satu jenis kelamin atau kelompok siswa yang berbeda. Ini akan
menjadi sangat tidak adil bagi siswa yang memiliki prestasi yang baik lebih
utama mendapatkan perhatian dari pada siswa yang memiliki kemampuan di bawah.
Siswa menangkap ini begitu cepat, jadi hati-hati dicap tidak adil.
- Fleksibel dalam berpikir (luwes): Pembelajaran
yang kita lakukan di kelas bukan bersifat statis, kaku dan mekanis.
Pembelajaran itu mengalir dan cair, dalam arti, selalu berubah – ubah sesuai
dengan kondisi dan konteks siswa. Fleksibilitas dalam proses pembelajaran sangat
penting untuk dilakukan. Guru hebat dan sukses mampu melakukan pembelajaran
seluwes mungkin sehingga membantu para siswanya dalam mengendalikan ketegangan
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, sikap
fleksibel dari dan oleh seorang guru yang sukses sangat penting tidak hanya
untuk mengendalikan tingkat kesetegangan Anda, tetapi juga bagi siswa yang
mengharapkan Anda untuk bertanggung jawab dan mengambil kendali situasi.
- Kreatif : Guru harus mencoba yang
terbaik untuk memasukkan metode ang
menarik dan tehnik mengajar dalam membuat suatu kegiatan yang menyenangkan.
Kegiatan yang kreative dan rencana pembelajaran membantu dalam mengembangkan
minat dan keingintahuan di kalangan anak-anak tentang seluruh proses
pembelajaran.
- Memiliki rasa humor : Sering
sekali siswa merasa bosan dengan kelas kita yang begitu tegang dan sepi dari
tawa, dan selera humor. Rasa humor dapat membantu Anda menjadi seorang guru
yang sukses. Rasa humor dapat meredakan situasi kelas yang begitu kaku dan
tegang yang pada akhirnya menjadi penghambat dan pengganggu dalam proses
pembelajaran. Rasa humor juga akan membuat kelas lebih menyenangkan bagi siswa
Anda dan mungkin membuat siswa Anda begitu berharap untuk selalu hadiri dan
memperhatikan kelas Anda. Yang terpenting adalah bahwa rasa humor akan
memungkinkan Anda untuk melihat sukacita dalam hidup dan membuat Anda menjadi
orang yang paling bahagia karena Anda maju melalui karir yang Anda harus capai
dengan penuh perjuangan dan kerja keras namun terkadang membuat diri Anda
merasa stres.
- Mampu mengapresiasi peserta didik
- Memiliki minat yang besar untuk
mengembangkan kemampuan belajar anak
- Cerdas & berpengetahuan luas
- Pekerja keras & berorientasi
pada prestasi (achievement motivation)
- Antusias & dapat memotivasi
siswa
- Mampu bekerjasama dengan semua
pihak yang terkait
2.2 Kompetensi
- Menguasai substansi mata pelajaran
yang diampu.
- Mampu mengelola proses
pembelajaran peserta didik
- perancangan, pelaksanaan, dan
evaluasi hasil belajar.
- pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan potensi.
2.3 Kecerdasan.
- Mampu memahami psikologi
perkembangan, psikologi pendidikan dan,
- Mampu memahami karakteristik dan
kebutuhan khusus anak cerdas .
2.4 Istimewa
- Mampu mengembangkan kreativitas
peserta didik.
- Mampu berkomunikasi dengan semua
pemangku kepentingan terkait penyelenggaraan
pendidikan.
Untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dan dunia
pendidikan seorang guru harus mempunyai SDM yang berkualitas atau IQ yang
tinggi. Selain untuk mengatasi masalah-masalah seorang guru juga harus mampu
mengantisipasi perubahan-perubahan masa depan, sehingga mampu menghadapi
perubahan itu dengan berbagain solusi dan alternatif pemecahannya.
Orang dengan IQ yang tinggi dapat melakukan analisa persoalan yang
dihadapinya dengan bijaksana, mencari segi-segi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dari persoalan itu sebelum menemukan pemecahannya. Analisa yang dimaksud adalah yang
dikenal dengan istilah analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Strength yang merupakan segi-segi positif dan merupakan kekuatan yang harus
dieksplorasi lebih jauh. Weakness yang merupakan segi-segi negative atau
merupakan kelemahan yang harus ditekan dan dihilangkan. Opportunity yang
merupakan peluang atau kesempatan untuk keluar dari persoalan dan memperoleh
keadaan yang jauh lebih baik. Threat yang merupakan ancaman atau kegagalan
sehingga persoalan yang dimaksud tidak mencapai tujuan.
Tingkat
kecerdasan seseorang dapat menurun apabila SDM yang bersangkutan mengalami
depresi mental atau mengkonsumsi narkotika, alcohol, dan zat adiktif. Sebab
orang yang mengkonsumsi zat-zat tersebut akan mengalami gangguan pada sisitem
transmisi (neurotransmitter) sel-sel system saraf pusat (otak), yang
mengakibatkan gangguan mental dan perilaku. Salah satu akibatnya adalah
melemahnya fungsi kognitif SDM yang bersangkutan. Sehingga diharapkan serang
guru tidak akan pernah mengkonsumsi narkotika, alcohol dan
zat adiktif lainnya.
3. Rekrutmen dan Seleksi Tenaga
Pendidik
Proses seleksi dilakukan terhadap
mereka yang melakukan lamaran. Seleksi tenaga pendidik untuk program layanan
pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu tes umum dan tes khusus. Tes umum terdiri dari tes
kepribadian, tes kreativitas dan tes kecerdasan. Sementara itu, tes khusus
terdiri dari tes kompetensi bidang studi sesuai bidang studi yang dilamarnya
serta tes keterampilan mengajar. Pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik, antara lain: tes, wawancara, observasi, dan
penilaian dokumen.
Tenaga pendidik program pendidikan
khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dipilih dan
diseleksi berdasarkan kriteria sebagai berikut
1. Memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Memliki
tingkat pendidikan yang dipersyaratkan sesuai dengan jenjang sekolah yang
diajarkan, sekurang-kurangnya S1 untuk guru SD, SMP, dan SMA, sedangkan untuk
Kepala Sekolah SMP dan SMA diutamakan minimal berijasah S2.
3. Mengajar
sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
4. Memiliki
pengalaman mengajar di kelas reguler sekurang- kurangnya 3 (tiga) tahun dengan
prestasi yang baik.
5. Memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) secara umum dan program
percepatan belajar secara khusus.
6. Memiliki
karakteristik umum yang dipersyaratkan dengan mengacu pada butir III A
7. Proses
rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik dilakukan secara terbuka obyektif, oleh
tim seleksi yang terdiri dari: kepala sekolah, para guru bidang studi terkait
serta psikolog.
8. Pengembangan
Tenaga Pendidik Pengembangan merupakan upaya terencana untuk meningkatkan
kompetensi tenaga pendidik bagi siswa cerdas istimewa. Pengembangan tenaga
pendidik dapat dilakukan melalui pelatihan, seminar, lokakarya, penelitian,
publikasi ilmiah dan studi lanjut.
9. Pendampingan
dan Konseling bagi Tenaga Pendidik Keterlibatan psikolog dalam proses
pengembangan tenaga pendidik bagi siswa cerdas istimewa sebaiknya sudah dimulai
sejak proses rekrutmen dan seleksi. Hal ini perlu dilakukan agar diperoleh
gambaran aspek psikologis dan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pendidik
yang bersangkutan. Kegiatan pendampingan dan konseling oleh psikolog untuk
tenaga pendidik dilakukan berdasarkan permintaan dari sekolah.
10. Penilaian
terhadap Tenaga Pendidik Penilaian terhadap tenaga pendidik harus dilakukan
secara komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh kepala sekolah yang melibatkan guru bidang studi, orangtua,
psikolog, dan siswa. Penilaian mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Kepribadian, perilaku dan sikap
kerja.
2. Kemutakhiran bahan ajar
(kedalaman, keluasan, variasi).
3. Keterampilan mengajar.
4. Evaluasi pembelajaran.
Sebagai seorang guru perlu mengetahui
dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:
1. Guru
harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran
yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang
bervariasi.
2.
Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir
serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3.
Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4.
Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi
mudah dalam memahami pelajarannya yang diterimanya.
5.
Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik
menjadi jelas.
6.
Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata
pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7.
Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti,
dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8.
Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9.
Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar
dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
10.
Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya
untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang
pesat,guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga
harusmampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang
lebihbanyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan
demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya
terbatas pada penguasaan prinsip mengajarseperti yang telah diuraikan di atas.
Bertitik tolak dari pendapat para ahlitersebut diatas, maka yang dimaksud
“Kompetensi Profesionalisme Guru” adalahorang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidangnya sehinggaia mampu menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik.
Dalil Naqli tentang Kecerdasan
Intelektual Guru
Dalam kaitannya dengan kecerdasan intelektual guru, dalil yang mendasari
adalah:
1.
Firman Allah QS. Al-Hasyr: 22-24:
Artinya:
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada
Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan
Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang
memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang
mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan
Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 22-24)
Dalam QS. Al-Hasyr ayat 22-24 dapat diambil kesimpulan bahwa guru yang cerdas
mampu mengetahui hal yang ghoib dan nyata. Maksudnya guru yang cerdas itu mampu
berfikir dan mencari pengetahuan yang mendalam baik hal yang tidak tampak
maupun yang tampak. Hal yang tampak misalnya menguasai bahan yang akan diajarkannya.
Sedangkan hal yang ghoib/ tidak tampak yakni mampu mengetahui bagaimana psikis
tiap individu peserta didiknya sehingga mampu mengelola kelas dengan baik. Ayat
24 menjelaskan bahwa guru itu mampu menciptakan dan mengadakan sesuatu hal yang
baru, mampu berkreatif dan inovatif.
. Implikasi
Kecerdasan Intelektual Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, kecerdasan intelektual guru tidak dapat
dipisahkan dengan kemampuan dasar atau kompetensi guru. Cooper mengemukakan
empat kompetensi guru, yakni:
1.
Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
2.
Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
3.
Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat,
masyarakat
4.
Mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
Secara rinci implementasi kecerdasan intelektual guru dalam proses
belajar-mengajar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Menguasai bahan
Menguasai bahan meliputi materi bidang studi dan juga kurikulum sekolah. Dengan
cara:
a.
Mengkaji bahan kurikulum bidang studi
b.
Mengkaji isi buku teks yang bersangkutan
c.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi
d.
Mempelajari ilmu yang relevan
e.
Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain ) untuk
program-prorgam studi tertentu)
f.
Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.
2.
Mengelola program belajar-mengajar
a.
Menyusun silabus dan RPP
b.
Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas
c.
Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
d.
Mendiagnosis kesulitan belajar
e.
Menyusun rencana pengajaran remedial
f.
Melaksanakan pengajaran remedial
3.
Mengelola kelas
a.
Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
b.
Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
c.
Menggunakan media sumber
4.
Mengelola interaksi belajar-mengajar
a.
Mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar
b.
Mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan
c.
Mempelajari fungsi penilaian