Myanmar merupakan salah
satu negara di Asia Tenggara yang paling banyak mendapat sorotan dari dunia
internasional. Selain karena tragedi muslim Rohingnya beberapa waktu yang lalu,
Myanmar menjadi terkenal karena kehidupan warganya yang berada dalam kungkungan
sebuah elite militer yang disebut Junta Militer yang begitu kuat mencengkram
Myanmar selama puluhan tahun.
Sebelumnya, negara
Myanmar bernama Burma. Hal ini disebabkan sebagian besar mayoritas masyarakat
Myanmar merupakan keturunan dari Suku Burma. Tetapi
pada 1989, nama Burma diganti. Nama resmi baru negara itu adalah Republic of
The Union of Myanmar. Pihak militer yang telah memerintah sejak kudeta 1962,
mengubah nama negara itu menjadi bahasa inggris, setahun setelah berkembangnya
protes atas pemerintahan militer dan setahun sebelum pemilu terakhir.
Secara astronomis,
negara ini terletak pada 11 LU- 28 LU dan 92 BT- 101 BT. Hal tersebut
menunjukkan bahwa negara myanmar memiliki iklim tropis seperti halnya
Indonesia.
Secara geografis negara
myanmar berbatasan langsung dengan daratan China di sebelah utara dan daratan
Laos dan Thailand di sebelah timur, serta India di sebelah barat. Sedangkan
batas laut dapat dijumpai di sebelah selatan (yaitu berbatasan dengan Laut
Andaman), dan Teluk Benggala di sebelah barat.
Myanmar membentang dari
utara ke selatan. Wilayah tersebut terbagi menjadi empat wilayah yaitu
pegunungan utara, pegunungan barat, wilayah dataran rendah dan plato. Wilayah
utara relatif sempit lalu makin meluas di bagian tengah kemudian menyempit lagi
di bagian selatan. Lihat peta!
Bagian utara Myanmar
berupa rangkaian Pegunungan Kurmon. Bagian tengah adalaha dataran rendah yang
memanjang sekitar 320 km dan memotong delta di Sungai Irawadi (2092 km).
Sedangkan di bagian timur berupa dataran tinggi yaitu sebuah plato yang dihuni
oleh suku Shan yang menjadi batas alam langsung dengan daratan Thailand.
Di bagian barat dapat
dijumpai rangkaian pegunungan yang terdiri dari Pegunungan Patkai, Pegunungan
Chin, dan Pegunungan Arakan Yoma. Pegunungan Arakan Yoma merupakan batas alam
Myanmar dengan beberapa negara Asia Selatan diantaranya India. Gunung Hkakabo
Razi setinggi 5878 m adalah puncak tertinggi yang menjadi batas utara dengan
Vietnam dan langsung ke China.
Dengan keadaan alam
yang dikelilingi oleh pegunungan seperti itu, maka Myanmar seolah- olah
terisolasi, atau bahkan mengisolasikan diri, dari pengaruh asing yang mereka anggap
akan menghancurkan peradaban asli Myanmar.
Label terisolasi ini
makin menghangat ketika pemberitaan media dan literatur barat banyak sekali
yang menyebut Myanmar menjalankan politik isolasionis. Negeri, rezim, junta
Myanmar seolah terisolasi atau mengisolasikan diri dari sentuhan luar, pengaruh
luar atau dinamika asing. Hal ini pastilah akan dianggap konyol oleh negara-
negara lainnya, apakah mungkin di zaman seperti sekarang ini, di saat semua
aspek antarnegara terkait erat satu sama lain, masih ada negeri yang berani
untuk mengurung dirinya dan berusaha “tampil beda”?
Terkait perilaku
manusia, isolasi kerap kali ditujukan pada orang yang berkecenderungan atau
bekerja terisolasi. Istilah ini pertama kali digunakan tahun 1860, terkait
politik isolasi Amerika. Isolasionisme merujuk pada suatu kebijakan nasional
yang absen dari hubungan ekonomi maupun politik negara- negara lain.
Isolasionisme
menegaskan sikap yang tak mau intervensi, baik terhadap militer maupun politik
mancanegara. Tak mau ikut perang, ataupun tak mau mengirim serdadu ke negeri
lain yang sedang membutuhkan. Secara sederhana, praktek politik ini tak akan
mau pusing dan ambil bagian dari apa yang tengah terjadi di dunia
internasioanl, ataupun sebaliknya, juga tidak mau dicampuri urusan dalam
negerinya sebab urusan domestik cukup diserahkan kepada pihak masing- masing.
Tapi kembali lagi
kepada pokok permasalahan sebelumnya, apakah mungkin suatu negara menerapkan
sistem isolasi, terlebih lagi yang bersifat absolut? Coba fikirkan, bagaimana
mungkin Myanmar mendeklarasikan dirinya sebagai negara isolasionisme sedangkan
ia sendiri merupakan salah satu negara anggota ASEAN? Belum lagi pada
kenyataannya, dapat kita lihat bahwa Myanmar banyak didikte oleh pihak- pihak
besar yang memiliki kepentingan seperti Cina, Tiongkok, Amerika Serikat, bahkan
India sendiri juga ikut memprovokasi Junta Militer yang berada dalam tubuh
Myanmar.
Bisa jadi, politik
isolasi yang sekarang santer terdengar hanyalah siasat. Hal tersebut dijadikan
tameng untuk menutupi dosa internal yang melumuri sekujur tubuh, supaya
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terus terjadi di Myanmar tidak mampu diutak-
atik oleh pihak asing.
Tahun 1988, Junta
memerintahkan serangan brutal yang memberangus deo mahasiswa yang membunuh tiga
ribu orang.
Istilah Junta Militer
sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti dwwan militer. Menurut Oxford
Concise Dictionary of Politics, Junta mengacu pada abad 16 ketika komite
konsultasi pemerintah yang dijabat oleh para jenderal. Pada era modern sekarang
ini, istilah istilah junta lebih mengarah kepada dewan militer yang menguasai
suatu negara menyusul kudeta, sesaat sebelum konstitusi yang baru berlaku. Di
Amerika Latin, biasanya junta diketuai oleh Panglima Angkatan Bersenjata yang
membawahi ketiga angkatan yakni angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan
udara. Hal ini juga berlaku di Thailand dan Pakistan yang baru- baru ini
terjadi pengambilan kekuasaan beserta kudeta.
Dunia menyaksikan aksi
yang dimotori para biksu dan aktivis Gerakan 88 pada September 2007. Gerakan
itu sendiri ditumpas dengan tindakan represif junta militer. Menurut pengakuan
resmi junta militer, setidaknya 15 orang tewas, termasuk biksu dan seorang
wartawan asal Jepang.
Di lain pihak, para
aktivis percaya, lebih dari 70 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Ratusan,
bahkan ribuan, biksu ditangkap dan ditahan di beberapa kampus dan biara. Apa
yang terjadi di Myanmar ini menimbulkan kemarahan dunia. Aksi solidaritas dan
dukungan terhadap perubahan politik Myanmar diselenggarakan di kota- kota di
seluruh dunia, dari Oslo sampai Solo, termasuk di dalamnya kota jakarta.
Sejak militer berkuasa
pada tahun 1962, setidaknya telah terjadi tiga pembantaian dan penangkapan
besar- besaran terhadap para aktivis yang pro-demokrasi.
Pertama, aksi up-
rising pada 8 Agustus 1988 (atau yang lebih dikenal dengan aksi 888). Dalam
aksi ini, diduga pihak militer telah menewaskan lebih dari 3.000 mahasiswa.
Kedua, usai partai Liga
Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung Suu Kyi memenangkan secara mutlak
pemilu 1990, junta melakukan penangkapan terhadap mahasiswa, aktivis, bahkan
anggota parlemen terpilih. Ribuan aktivis terpenjara, dan banyak yang tewas dalam
penjara yang kondisinya sangat buruk.
Ketiga, aksi September
2007 yang dipelopori para biksu, yang disusul oleh kenaikan BBM sebesar 500 %. Selain
biksu, ada juga sejumlah organisasi massa dan mahasiswa yang turut
berpartisipasi. Mereka tergabung ke dalam sebuah kelompok besar yang diberi
nama Mahasiswa Generasi 88. Beberapa orang yang aktif dalam organisasi itu
pernah terlibat dalam aksi unjuk rasa besar- besaran pada 1988. Organisasi yang
bergabung dalam Mahasiswa Generasi 88 ini antara lain All Burma Students
Democratic Front (ABSDF), Democratic People for a New Society (DPNS), National
League for Democracy (Liberated Area) atau NLD-LA, National Coalition Goverment
of the Union of Burma (NCGUB), Arakan Liberation Party (ALP), Federation of
Trade Union- Burma (FTUB), dan Democratic Alliance of Buma (DAB).
Mengapa reaksi dunia
begitu keras terhadap penguasa Burma, sehingga aksi solidaritas merata di
seluruh belahan dunia? Sebenarnya tak sulit untuk menjawab dua pertanyaan
diatas.
Peristiwa demo 2007 yang
dilakukan oleh para biksu dan aktivis dapat disaksikan langsung oleh jutaan
pemirsa di berbagai penjuru dunia.sedangkan peristiwa 1988 baru tersiar dalam
bentuk foto dan tayangan video dalam hitungan hari, bulan, bahkan beberapa
tahun setelah peristiwa tersebut terjadi. Dan hampir mustahil untuk
mengungkapkan kebenaran yang terjadi ketika mata- mata pemerintaha terus
berkeliaran di mana- mana. Pengawasan yang ketat terhadap media massa terus
dilakukan oleh junta militer. Bahkan hingga kini, wartawan, terutama wartawan
asing, sangat sulit untuk bsa mencari berita di negara yang mungkin patut
dijuluki sebagai negara yang paling tertutup di dunia itu.
Namun, berkat
teknologi, kini warga kota Rangoon bisa menjadi wartawan. Mereka menjadi
citizen journalist yang melaporkan secara langsung peristiwa yang terjadi
dilapangan, baik itu dalam bentuk video, atau foto, kepada jaringan berita
internasionalseperti CNN dan BBC.
Laporan warga juga
disebarluaskan oleh Democratic Voice of Burma (DVB) yang berada di Oslo, Norwegia.
Jaringan berita yang dibawa oleh para pelarian dari Burma kini menjadi suatu
jaringan berita bagi jutaan warga Burma di luar negeri, menjadi jaringan berita
internasional.
Menurut Pemimpin
Redaksi DVB, Aye Chan Naing, jaringan berita yang didirikan tahun 1992 itu
memperoleh foto dan video secara langsung tentang situasi di Myanmar. Gambar-
gambar dramatis tentang bentrokan aparat dan pengunjuk rasa dikirim melalui
email oleh warga dan aktivis yang berada di dalam negeri.
Vincent Brossel,
Direktur Desk Asia Organisation Reporters Without Borders, mengatakan bahwa
junta militer di Myanmar mulai mengendus- endus cara- cara para aktivis dan
berusaha keras mencegah aliran berita dari dalam negeri. Mereka melakukannya
dengan cara memperlamabt koneksi internet dan mematikan pelayanan telepon
seluler. Juta militer Myanmar sudah tidak bisa lagi membendung arus informasi
dari dalam negeri ke seluruh penjuru dunia. Sudah tidak ada lagi yang dapat
ditutpi di era informasi seperti sekarang ini, termasuk perilaku otoriter
penguasa.
Junta militer tak
tinggal diam. Mereka lalu merusak kabel bawah air utnuk menghentikan jaringan
internet. Kemudian mereka menuduh media asing menerbitkan kebohongan soal
penumpasan aksi prote anti junta. “Media barat tertentu dan antipemerintah
menyiarkan berita utama dan berita yang menyimpang guna mendorong protes
massa”, tulis media cetak pemerintah, New Light of Myanmar, ditajuknya.
The New Light Myanmar
merupakan salah satu media massa yang ada di Myanmar. Media ini didera masalah
citra mereka yang selam ini dikenal sebagai corong pemerintah. Didirikan oleh
pemerintahan junta militer pada 1993 silam, media ini sempat menggambarakan
tokoh Aung San Suu Kyi sebagai seorang yang terobsesi pada nafsu dan mistis.
Media ini terus-
menerus membela para jenderal pemerintah Myanmar ketika junta militer masih
memegang tampuk kekuasaan. Mereka pun menutup- nutupi yang dipenuhi oleh
kemiskinan dan terintimidasi oleh pihak junta. Bahkan media ini sempat dijuluki
“The New Lies of Myanmar” ataua “Kebohongan Baru Myanmar”.
Namun kini, dengan
berakhirnya junta myanmar, The New Light of Myanmar pun berubah pula. Dengan
berkuasanya kalangan reformis, corong pemerintahan junta militer ini pun terus
berbenah dan mulai membuka diri pada media asing yang datang berkunjung.
Hingga saat ini, The
New Light of Myanmar menjadi media berbahasa inggris satu- satunya di negeri
terssebut. Tetapi, dengan gelombang keterbukaan yang baru, diperkirakan akan
abanyak lagi media baru yang bermunculan.
Selain dilumpuhkannya
jaringan internet, junta juga memberangus sejumlah media cetak yang dianggap
vokal. Langkah yang diambil ini tak hanya merupakan usaha untuk menghentikan
merebaknya pro-demokrasi di luar negeri, namun juga merupakan upaya membendung
aspirasi dari dalam negeri.
Tekanan tak hanya
diberikan kepada pihak wartawan atau jurnalis, namun juga ditujukan kepada
pihak penerbit surat kabar swasta. Sembilan surat kabar mingguan ditutup di
Rangoon. Selain karena dipaksa militer, juga karena jaringan distribusi menjadi
lumpuh yang disebabkan oleh kerusuhan.
Kebrutalan militer
Myanmar tak terhenti sampai disitu. Selain merusak jaringan dan penyediaan
warung internet, junta juga memerintahkan tentara untuk secara khsusus memukul
dan merampas siapa saja yang membawa kamera video atau telepon seluker
berkamera ditengah aksi brutal tentara yang tengah menghalau para pemrotes.
Wartawan kantor berita APF Jepang, Kenji Nagai, yang tewas saat mengambil
gambar aksi brutal junta merupakan korban dari sikap militer yang memukul siapa
saja yang membawa kamera video. Nagai tewas dengan luka tembak menembus bagian
bawah dada.
Dan hingga kini
ekuasaan Junta terus bertahan. Dunia internasional tak kuasa untuk menghentikan
kekejaman Junta. Puluhan ribu biksu yang aktif berpawai ke jalan- jalan dan
memusat di Shwedagon Pagoda, berdoa untuk keselamatan rakyat yang dihimpit
derita ekonomi.
Pemimpin Junta,
Jenderal Than Shwe, loyalisnya Ne Wiin sampai sekarang juga tidak mundur dan
masih mampu mempertahankan kekuasaannya. Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian
yang partainya memenangkan pemilu 1990, malah diserang propaganda hitam. Suu
Kyi tak berkuasa karena tidak memiliki pengalaman militer.
Myanmar berpenduduk 50
juta jiwa dulunya merupakan negeri yang sejahtera. Nama negeri ini sempat
bertinta emas sebagai lumbung beras dan termasuk salah satu negeri paling subur
di Asia Tenggara. Demokrasinya pun maju
sejak kemerdekaannya pada 1948 hingga pada tahun 1962 .
Dibawah pimpina
Jenderal Than Shwe, saat ini pemerintah Myanmar tercatat sebagai rezim yang paling
tertutup di dunia. Berita dan informasi mengenai Myanmar sangat terbatas
sehingga negeri ini semakin jauh dari pemberitaan nasional. Berita yang muncul
di Myanmar, lebih banyak, adalah mengenai isu pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh pemerintahan militer Myanmar selama puluhan tahun seperti yang telah
dijabarkan diatas.
Apa yang telah
dilakukan oleh Junta tersebut tentu terpengaruh kuat oleh sistem politik dalam
negeri di Myanmar. Dapat dipahami bahwa telah terjadi perubahan identitas
nasional dari rezim non- demokratis menuju rezim demokratis. Perubahan ini juga
tidak terlepas dari pembentukan pemerintahan baru Myanmar yang secara praktis
mengakhiri kepemimpinan militer selama kurang lebih 50 tahun yang dikenal
militeristik- non demokratik. Reformasi politik di Myanmar sendiri dilakukan
atas kehendak pihak elit politik Myanmar tanpa sedikit pun terpengaruh oleh
mass national public (masyarakat dalam negeri). Perubahan ini merupakan sebuah
titik tolak dan determinan bagi pemerintah Myanmar sebagai bentuk respon atas
pandangan dan tekanan masyarakat internasional selama ini.
Ide dan identitas
nasional yang telah terbentuk ini mengubaha pemahaman dan sudut pandang
pemerintah Myanmar terkait demokrasi. Perubahan ini juga merupakan desakan
massif dari dalam tubuh negara Myanamar itu sendiri yang sejak lama
menginginkan adanya restrukturalisasi sistem pemeritahan Myanmar, yang
diharapakan berubah ke dalam bentuk demokrasi.
Perubahan sistemik dalam
tatanan politik dalam negeri Myanmar lebih dibentuk oleh adanya perubahan
identitas dan kepentingan nasioanl sehingga membentuk struktur sosial
masyarakat Myanmar. Struktur sosial dalam hal ini ialah adanya suatu kepahaman
mengenai nilai- nilai demokrasi sebagai jalan keluar bagi masyarakat Myanmar
untuk menyelesaikan segalam macam persoaln dalam negeri.
Dan dibawah pemerintahan Thein Sein, yang
diangkat menjadi presiden semenjak kemenangannya pada pemilu 2010, perubahan-
perubahan besar terus terjadi. Mulai dari pembebasan tahanan politik, termasuk
di dalamnya pemimpin oposisi partai demokrasi Aung San Suu Kyi, pelonggaran
pengawasan terhadap media, serta menandatangani perjanjian gencatan senjata
dengan kelompok pemberontak, hingga pembukaan diri Myanmar pada dunia
internasional, yang salah satunya ditandai dengan kunjunagn Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat, Hillary Clinton, pada Desember 2011 silam.
Langkah penting
lainnya ialah yang terjadi dalam pembukaan Myanmar terhadap politik
internasional yang dilakukan pada awal tahun 2012 melalui pembebasan sejumlah
651 tahanan politik yang terdiri atas pelajar, pemimpin minoritas, pejuang demokrasi,
dan tahanan lainnya yang telah mendekam di penjara sejak 2004 lalu. Pembebasan
sejumlah tahanan politik ini tentu menjadi obat kekecewaan para aktifis politik
yang tidak puas terhadap amnesti yang diberikan terhadap 32 tahanan politik
yang diberikan pada hari kemerdekaan Myanmar, beberapa hari sebelumnya.
Pemerintah Myanmar
sepenuhnay menyadari bahwa demokrasi harus ditopang oleh kekuatan ekonomi yang
apik. Selama demokratisasi di Myanmar dianggap sebagai hal yang sesuai dengan
prinsip- prinsip dasar pemerintahan di Myanmar.
Akibatnya, terjadi
kemerosotan ekonomi yang signifikan sehingga memberikan dampak pada tingkat
kemiskinan dan kesejahteraan rakyat Myanmar. Tentu saja hal ini akan
menguntungkan Myanmar karena di satu sisi mampu menarik investasi asing
menanamkan modal di Myanmar demi membantu melakukan pembangunan nasional yang
selama ini stagnan akibat sistem perekonomian yang tidak transparan. Bahkan,
Uni Eropa sekalipun meminta Myanmar untuk melakukan reformasi struktural
perekonomian demi mendukung sistem perdagangan pasar bebas.
Reformasi politik dan
ekonomi yang dijalankan Myanmar perlu dipahami sepenuhnya sebagai bagian dari
respon pemerintah atas paradigma masyarakat internasional yang selama ini secara
besar- besaran menekan pemerintah Myanmar.
Namun, di satu sisi,
reformasi ini dipandang sebagai kehendak dari pihak elit politik Myanmar, bukan
sebaliknya, seperti yang terjadi di Indonesia.
Proses reformasi
politik dan ekonomi di Myanmar ini sangat sesuai dengan apa yang diungkapkan
oleh William Bloom dalam bukunya yang berjudul Personal Identity, National
Identity, and International Relations, bahwa telah terjadi pergeseran atau
perubahan identitas Myanmar dari pemerintahan yang militeristik- non demokratis
menuju pemerintahan yang demokratis.
Hal ini dapat dipahami
sebagai bentuk akomodatif pemerintah Myanmar untuk memobilisasi identitas
nasionalnya menuju masyarakat demokratis sebagai bentuk manipulasi atas
pandangan masyarakat internasional atau lingkungan internasional atas
negaranya.
Keberhasilan reformasi
ini sangat terkait bagaiaman komitmen pemerintah Myanmar itu sendiri dalam
implementasinya. Sejauh ini, pemerintah Myanmar telah melakukan reformasi
secara bertahap sebagai pondasi dasar pembentukan pemerintahan yang demokratis
di masa yang akan datang.
Keberhasilan ini juga
akan memberikan manfaat bagi negara Myanmar dimana negara- negara berkaliber
besar seperti Amerika Serikat beserta sekutunya ataupun China yang perlahan
mulai menghapuskan sanksi internasional yang dirasa memberatkan Myanmar.
**
Las Vegas Hotel and Casino Tickets - JTM Hub
BalasHapusGet your Las Vegas Hotel and Casino Tickets 전라남도 출장안마 when you bundle your Vegas stay and get 김해 출장안마 your Las Vegas hotel and casino tickets. View 충주 출장샵 the 안동 출장안마 schedule, Jan 15, 2022John FogertyJan 26, 2022Jurassic ParkFeb 18, 2022Jurassic Park: Countdown To 남양주 출장안마 Doomsday