Rainbow Arch Over Clouds

Selasa, 01 Oktober 2013

Guru Cerdas dan Mencerdaskan

1.                  Peranan  Guru Cerdas dan Mencerdaskan Anak Bangsa Yang Berwawasan   Global.

Dalam konteks formal, peranan guru otomatis sangat sangat penting dalam pembelajaran kehidupan, karena bersangkutan dengan pembelajaran dan proses dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Bukan hanya ilmu yang tertulis dalam daftar pelajaran di sekoah saja, melainkan seharusnya ilmu yang berperan dalam kehidupan yang terjadi. Seorang guru dituntut untuk dapat mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik (murid) serta memperbaiki pola fikir dan tindakan yang dilakukan oleh peserta didik tersebut sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan disekitarnya. Tanpa guru, proses pembelajaran tidak akan berjalan secara maksimal. 

Peserta didik mungkin dapat belajar sendiri (autodidak) secara maksimal sehingga kemudian menjadi seseorang yang ahli dalam bidang tertentu. Akan tetapi, autodidak tetap akan berbeda hasilnya dengan mereka yang juga bersama-sama berusaha dengan maksimal dibawah bimbingan guru. Artinya guru merupakan sosok yang sangat penting dan berpengaruh dalam proses pembelajaran dan perkembangan potensi peserta didik. Peserta didik ini merupakan faktor utama dalam suatu bangsa, karena peserta didik inilah yang akan mengendalikan bangsa suatu saat nanti. Dengan kata lain, guru merupakan faktor utama yang menentukan tingkat kesuksesan suatu bangsa.


Indikator kecerdasan berpikir dalam Islam
1)      Kerja akal / pikir senantiasa dalam koordinasi nurani
a.       Yang dimaksud dengan koordinasi nurani adalah berperannya nurani sebagai wujud hidayah yang mengandung kekuatan ilahiyah, yang mengarahkan langkah-langkah berpikir dengan cara yang benar terhadap objek yang benar.
2)      Buah pemikiran mudah dipahami, diamalkan, dialami
a.       Yang dimaksud dengan buah pemikiran yang mudah dipahami oleh orang lain adalah buah pemikiran yang disampaikan dengan bahasa yang mudah menyentuh qalbu dan jiwa walaupun sebenarnya pengetahuan atau ilmu yang disampaikan itu mengandung makna yang tinggi. Jadi, seseorang yang memiliki kecerdasan berpikir bukan dilihat dari penyampaian buah pemikiran dengan gaya bahasa yang tinggi, penuh dengan istilah-istilah filosofi, tetapi kemampuan memahamkan kepada orang lain dari sesuatu yang sulit menjadi mudah. Secara hakiki, kecerdasan intelektual seseorang tidak akan mempunyai arti, apabila buah pemikirannya itu hanya dapat dipahami oleh dirinya sendiri.
3)      Buah pikiran bersifat kausal
a.       Yang dimaksud berpikir secara “kausalitatif” adalah kemampuan mengetahui, memahami, dan menganalisis hakikat dari suatu masalah, kejadian atau peristiwa. Berpikir atas dasar kausalitas ini akan dapat melepaskan diri seseorang dari sikap spekulatif dan tidak bertanggungjawab, was-was, keragu-raguan, fitnah dan kedustaan.
4)      Buah pikiran bersifat solutif
a.       Berpikir solutif adalah kemampuan menggunakan akal pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.seseorang yang berpikir secara kausalitatif dan solutif adalah seseorang yang benar-benar memahami hakikat dan dan makna dari suatu masalah, peristiwa atau kejadian.

2.                  Karakteristik Guru Cerdas untuk Anak Bangsa :

2.1              Memiliki kepribadian yang:

- Percaya diri : Percaya diri pada dasarnya adalah suatu sikap yang memungkinkan kita untuk memiliki persepsi positif dan realistis dari diri kita dan kemampuan kita. Hal ini ditandai dengan atribut pribadi seperti ketegasan, optimisme, antusiasme, kasih sayang, kebanggaan, kemandirian, kepercayaan, kemampuan untuk menangani kritik dan kematangan emosional. Seseorang yang tidak percaya diri , itu bukan sifat permanennya , namun ia dapat berubah. Karena Percaya Diri merupakan hal yang harus kita pelajari, bukan suatu hal yang diwariskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan berkontribusi untuk tingkat kita percaya diri dan harga diri diantaranya Agama kita, Budaya, Jenis kelamin, dan faktor  yang sering menjadi alasan orang tidak percaya diri adalah kelas sosial dan orang tua. Orang yang percaya diri , ia memiliki keimanan (kepercayaan) yang mendalam untuk di masa depan mereka dan dapat menilai kemampuan mereka secara akurat. Mereka juga memiliki pengertian umum kendali dalam hidup mereka dan mereka percaya bahwa, mereka akan dapat melakukan apa yang mereka inginkan, rencana dan berharap, tidak peduli apa hambatan yang akan datang.
- Sabar : yang sabar dalam menghadapi mereka pada saat proses belajar mengajar. Kesabaran seorang guru akan membuat anak didik merasa nyaman dalam belajar. Tidak saja merasa nyaman, kesabaran seorang guru juga membuat anak didik mempunyai waktu yang cukup untuk lebih bisa memahami pelajaran yang dihadapinya. Inilah kunci yang sangat penting dalam meraih keberhasilan di dunia pendidikan atau  guru yang tetap sabar dengan siswa mereka yang dianggap yang terbaik. waktu yang dibutuhkan tiap-tiap siswa dalam memahami konsep tertentu dapat bervariasi. Beberapa siswa membutuhkan waktu lama bahkan tidak bisa memahami subyek. Hal ini sangat penting untuk bersabar dengan anak-anak tersebut.
- Objektif dan adil : guru dan juga dosen memberikan nilai kepada peserta didik apa adanya. Banyak orang bingung keadilan dan konsistensi. Seorang guru yang konsisten adalah orang yang sama dari hari ke hari. Seorang guru yang adil memperlakukan siswa sama dalam situasi yang sama. Misalnya, siswa mengeluhkan ketidakadilan ketika guru memperlakukan satu jenis kelamin atau kelompok siswa yang berbeda. Ini akan menjadi sangat tidak adil bagi siswa yang memiliki prestasi yang baik lebih utama mendapatkan perhatian dari pada siswa yang memiliki kemampuan di bawah. Siswa menangkap ini begitu cepat, jadi hati-hati dicap tidak adil.
- Fleksibel dalam berpikir (luwes): Pembelajaran yang kita lakukan di kelas bukan bersifat statis, kaku dan mekanis. Pembelajaran itu mengalir dan cair, dalam arti, selalu berubah – ubah sesuai dengan kondisi dan konteks siswa. Fleksibilitas dalam proses pembelajaran sangat penting untuk dilakukan. Guru hebat dan sukses mampu melakukan pembelajaran seluwes mungkin sehingga membantu para siswanya dalam mengendalikan ketegangan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, sikap fleksibel dari dan oleh seorang guru yang sukses sangat penting tidak hanya untuk mengendalikan tingkat kesetegangan Anda, tetapi juga bagi siswa yang mengharapkan Anda untuk bertanggung jawab dan mengambil kendali situasi.
- Kreatif : Guru harus mencoba yang terbaik  untuk memasukkan metode ang menarik dan tehnik mengajar dalam membuat suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan yang kreative dan rencana pembelajaran membantu dalam mengembangkan minat dan keingintahuan di kalangan anak-anak tentang seluruh proses pembelajaran.
- Memiliki rasa humor : Sering sekali siswa merasa bosan dengan kelas kita yang begitu tegang dan sepi dari tawa, dan selera humor. Rasa humor dapat membantu Anda menjadi seorang guru yang sukses. Rasa humor dapat meredakan situasi kelas yang begitu kaku dan tegang yang pada akhirnya menjadi penghambat dan pengganggu dalam proses pembelajaran. Rasa humor juga akan membuat kelas lebih menyenangkan bagi siswa Anda dan mungkin membuat siswa Anda begitu berharap untuk selalu hadiri dan memperhatikan kelas Anda. Yang terpenting adalah bahwa rasa humor akan memungkinkan Anda untuk melihat sukacita dalam hidup dan membuat Anda menjadi orang yang paling bahagia karena Anda maju melalui karir yang Anda harus capai dengan penuh perjuangan dan kerja keras namun terkadang membuat diri Anda merasa stres.
- Mampu mengapresiasi peserta didik
- Memiliki minat yang besar untuk mengembangkan kemampuan belajar anak
- Cerdas & berpengetahuan luas
- Pekerja keras & berorientasi pada prestasi (achievement motivation)
- Antusias & dapat memotivasi siswa
- Mampu bekerjasama dengan semua pihak yang terkait  
2.2  Kompetensi
- Menguasai substansi mata pelajaran yang diampu.
- Mampu mengelola proses pembelajaran peserta didik
- perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar.
- pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi.
2.3 Kecerdasan.
- Mampu memahami psikologi perkembangan, psikologi pendidikan dan,
- Mampu memahami karakteristik dan kebutuhan khusus anak cerdas .
2.4 Istimewa
- Mampu mengembangkan kreativitas peserta didik.
- Mampu berkomunikasi dengan semua pemangku kepentingan terkait   penyelenggaraan pendidikan.
Untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dan dunia pendidikan seorang guru harus mempunyai SDM yang berkualitas atau IQ yang tinggi. Selain untuk mengatasi masalah-masalah seorang guru juga harus mampu mengantisipasi perubahan-perubahan masa depan, sehingga mampu menghadapi perubahan itu dengan berbagain solusi dan alternatif pemecahannya.
Orang dengan IQ yang tinggi dapat melakukan analisa persoalan yang dihadapinya dengan bijaksana, mencari segi-segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari persoalan itu sebelum menemukan pemecahannya. Analisa yang dimaksud adalah yang dikenal dengan istilah analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Strength yang merupakan segi-segi positif dan merupakan kekuatan yang harus dieksplorasi lebih jauh. Weakness yang merupakan segi-segi negative atau merupakan kelemahan yang harus ditekan dan dihilangkan. Opportunity yang merupakan peluang atau kesempatan untuk keluar dari persoalan dan memperoleh keadaan yang jauh lebih baik. Threat yang merupakan ancaman atau kegagalan sehingga persoalan yang dimaksud tidak mencapai tujuan.
Tingkat kecerdasan seseorang dapat menurun apabila SDM yang bersangkutan mengalami depresi mental atau mengkonsumsi narkotika, alcohol, dan zat adiktif. Sebab orang yang mengkonsumsi zat-zat tersebut akan mengalami gangguan pada sisitem transmisi (neurotransmitter) sel-sel system saraf pusat (otak), yang mengakibatkan gangguan mental dan perilaku. Salah satu akibatnya adalah melemahnya fungsi kognitif SDM yang bersangkutan. Sehingga diharapkan serang guru tidak akan pernah mengkonsumsi narkotika, alcohol dan zat adiktif lainnya.
3. Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Pendidik
Proses seleksi dilakukan terhadap mereka yang melakukan lamaran. Seleksi tenaga pendidik untuk program layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tes umum dan tes khusus. Tes umum terdiri dari tes kepribadian, tes kreativitas dan tes kecerdasan. Sementara itu, tes khusus terdiri dari tes kompetensi bidang studi sesuai bidang studi yang dilamarnya serta tes keterampilan mengajar. Pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain: tes, wawancara, observasi, dan penilaian dokumen.
Tenaga pendidik program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dipilih dan diseleksi berdasarkan kriteria sebagai berikut
1.      Memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.      Memliki tingkat pendidikan yang dipersyaratkan sesuai dengan jenjang sekolah yang diajarkan, sekurang-kurangnya S1 untuk guru SD, SMP, dan SMA, sedangkan untuk Kepala Sekolah SMP dan SMA diutamakan minimal berijasah S2.
3.      Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
4.      Memiliki pengalaman mengajar di kelas reguler sekurang- kurangnya 3 (tiga) tahun dengan prestasi yang baik.
5.      Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) secara umum dan program percepatan belajar secara khusus.
6.      Memiliki karakteristik umum yang dipersyaratkan dengan mengacu pada butir III A
7.      Proses rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik dilakukan secara terbuka obyektif, oleh tim seleksi yang terdiri dari: kepala sekolah, para guru bidang studi terkait serta psikolog.
8.      Pengembangan Tenaga Pendidik Pengembangan merupakan upaya terencana untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik bagi siswa cerdas istimewa. Pengembangan tenaga pendidik dapat dilakukan melalui pelatihan, seminar, lokakarya, penelitian, publikasi ilmiah dan studi lanjut.
9.      Pendampingan dan Konseling bagi Tenaga Pendidik Keterlibatan psikolog dalam proses pengembangan tenaga pendidik bagi siswa cerdas istimewa sebaiknya sudah dimulai sejak proses rekrutmen dan seleksi. Hal ini perlu dilakukan agar diperoleh gambaran aspek psikologis dan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pendidik yang bersangkutan. Kegiatan pendampingan dan konseling oleh psikolog untuk tenaga pendidik dilakukan berdasarkan permintaan dari sekolah.
10.  Penilaian terhadap Tenaga Pendidik Penilaian terhadap tenaga pendidik harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh kepala sekolah yang melibatkan guru bidang studi, orangtua, psikolog, dan siswa. Penilaian mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Kepribadian, perilaku dan sikap kerja.
2. Kemutakhiran bahan ajar (kedalaman, keluasan, variasi).
3. Keterampilan mengajar.
4. Evaluasi pembelajaran.
Sebagai seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:
1.   Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat,guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harusmampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebihbanyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajarseperti yang telah diuraikan di atas. Bertitik tolak dari pendapat para ahlitersebut diatas, maka yang dimaksud “Kompetensi Profesionalisme Guru” adalahorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya sehinggaia mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik.
Dalil Naqli tentang Kecerdasan Intelektual Guru
                  Dalam kaitannya dengan kecerdasan intelektual guru, dalil yang mendasari adalah:

1.      Firman Allah QS. Al-Hasyr: 22-24:
Artinya:
      Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 22-24)
                  Dalam QS. Al-Hasyr ayat 22-24 dapat diambil kesimpulan bahwa guru yang cerdas mampu mengetahui hal yang ghoib dan nyata. Maksudnya guru yang cerdas itu mampu berfikir dan mencari pengetahuan yang mendalam baik hal yang tidak tampak maupun yang tampak. Hal yang tampak misalnya menguasai bahan yang akan diajarkannya. Sedangkan hal yang ghoib/ tidak tampak yakni mampu mengetahui bagaimana psikis tiap individu peserta didiknya sehingga mampu mengelola kelas dengan baik. Ayat 24 menjelaskan bahwa guru itu mampu menciptakan dan mengadakan sesuatu hal yang baru, mampu berkreatif dan inovatif.
.     Implikasi Kecerdasan Intelektual Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
                  Dalam proses belajar mengajar, kecerdasan intelektual guru tidak dapat dipisahkan dengan kemampuan dasar atau kompetensi guru. Cooper mengemukakan empat kompetensi guru, yakni:
1.      Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
2.      Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
3.      Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, masyarakat
4.      Mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
                  Secara rinci implementasi kecerdasan intelektual guru dalam proses belajar-mengajar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Menguasai bahan
            Menguasai bahan meliputi materi bidang studi dan juga kurikulum sekolah. Dengan cara:
a.       Mengkaji bahan kurikulum bidang studi
b.      Mengkaji isi buku teks yang bersangkutan
c.       Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi
d.      Mempelajari ilmu yang relevan
e.       Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain ) untuk program-prorgam studi tertentu)
f.       Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.

2.      Mengelola program belajar-mengajar
a.       Menyusun silabus dan RPP
b.      Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas
c.       Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
d.      Mendiagnosis kesulitan belajar
e.       Menyusun rencana pengajaran remedial
f.       Melaksanakan pengajaran remedial

3.      Mengelola kelas
a.       Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
b.      Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
c.       Menggunakan media sumber

4.      Mengelola interaksi belajar-mengajar
a.       Mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar
b.      Mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan
c.       Mempelajari fungsi penilaian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar