Speleologi di Indonesia tergolong ilmu yang masih baru dan mulai berkembang sekitar tahun 1980. sedangkan di Perancis dan Jerman sudah mempelajari ilmu tersebut sejak abad-19
Speleologi adalah ilmu-ilmu yang mempelajari tentang perguaan. Kata tersebut diambil dari bahasa Yunani : SPELAION : Goa, LOGOS : Ilmu.
Sehingga Speleologi dapat diartikan secara umum sebagai ilmu yang mempelajari tentang Gua beserta lingkungannya.
II. Defenisi Gua
Menurut IUS (Internasional Union Of Speleology) yang berkedudukan di Wina, Australia : Gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki oleh manusia. memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu udara di dalamnya, yaitu pada saat udara di luar panas maka di dalam Goa akan terasa sejuk, begitu pula sebaliknya. Gua-Gua yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah Goa batu gamping atau Goa Karst.
Sedangkan menurut R.K.T.Ko. Gua adalah ruangan bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system pencelahan, rekahan atau aliran sungai yang kadang membentuk suatu lintasan aliran sungai bawah tanah.
III. Sejarah Penelusuran Gua
Masa primitif, Gua dihuni oleh Manusia Cro Magnon dan tempat berlindung, kuburan dan untuk pemujaan roh leluhur.
1674, John Beamont seorang ahli Geologi amatir dari Somerset Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran Gua sumuran (potholing) yang pertama kali dan diakui oleh British Royal Society.
1670-1680, Baron John Valsavor dari Slovenia adalah orang pertama yang melakukan deskripsi terhadap 70 Gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid dengan total mencapai 2.800 halaman, atas jasanya Britis Royal Society memberikan penghargaan ilmiah kepadanya.
1818, Kaisar Habsburg Francis I adalah orang yang pertama kali melakukan kegiatan wisata di dalam Gua yaitu saat mengunjungi Gua Adelsberg (sekarang Gua Pastonja di eks Yugoslavia). Kemudian Josip Jersinovic yaitu seorang pejabat di daerah tersebut tercatat sebagai pengolola Gua professional yang pertama.
1838, pengacara Frangklin Gorin adalah tuan tanah yang memiliki areal dimana Gua terbesar dan terpanjang di Dunia yaitu Mammoth Cave di Kentucky AS. Olehnya Gua tersebut dikomersialkan dan dipekerjakannya seorang mulatto bernama Stephen Bishop berumur 17 tahun sebagai budak penjaga Gua tersebut. Karena tugasnya tersebut Stephen Bishop dianggap sebagai pemandu Wisata Gua professional (Cave Guide) pertama. Mammoth Cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti. Tahun 1983 oleh usaha International Union of Speleology, Mammoth Cave diakui oleh PBB sebagai salah satu warisan Dunia (World Herritage).
1866-1888, pada masa ini diakui sebagai saat lahirnya Ilmu Speleologi yang dipolopori oleh Edouard Alfred Martel (1859-1938) berkat usaha kerasnya selama 5 tahun yang diakui sebagai Bapak Speleologi Dunia. Semua ini dalam suatu kampanye penulusuran Gua yang berisi metoda yang menggabungkan bidang Ilmu Riset Dasar dasar dalam eksplorasi Gua sehingga dapat dilakukan suatu penelitian yang mullti disipliner dan Interdisipliner. Metoda tersbut diakui oleh para ahli sebagai cara yang paling tepat, konstruktif, dan efisien dalam meneliti lingkungan Gua. Bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan Speleologi moderen pada masa sekarang.
IV. Lahirnya Ilmu Speleologi
Secara resmi ilmu speleologi lahir pada abad ke-19 berkat ketekunanEdward Alfred Martel. Sewaktu kecil ia sudah mengunjungi Gua Hahn di Belgia dengan ayahnya, seorang ahli Palenteologi, kemudian mengunjungi Gua Pyrenee di Swiss dan Italia. Pada tahun 1888 ia mulai mengenalkan penelusuran Gua dengan peralatan, pada setiap musim panas ia dan teman-temannya mengunjungi Gua-Gua dengan membawa dua gerobak penuh peralatan, bahan makanan dan alat Fotografi. Martel membuat pekaian berkantung banyak yang sering disebut Coverall (Wearpack). Kantung itu diisi dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin besar, korek api, batu api, martil, 2 pisau, alat pengukur, thermometer, pensil, kompas, buku catatan, kotak P3K, beberapa permencoklat, sebotol rum dan sebuah telepon lapangan yang digendong. System penyelamatannya dengan mengikatkan dirinya kalau naik atau turun dengna tali.
Tahun 1889, Martel menginjakkan kakinya pada kedalaman 233 meter di sumurun Ranabel, dekat Mersille, Perancis dan selama 45 menit tergantung kedalaman 90 meter. Ia mengukur ketinggian atap dengan balon dari kertas yang digantungi spoon yang dibasahi alcohol, begitu spoon dinyalakan balon akan naik ke atas sampai ke atap Gua. Hingga kiniEdward Alfred Martel disebut Bapak Speleologi seperti : Pornier, Jannel, Biret dan baru setelah PD I Robert De Jolly Dan Nobert Casteret mampu mengimbangi Martel, Robert De jolly mampu menciptakan peralatan dari Alumanium Alloy, Nobertcasteret orang pertama melakukan Cave Diving pada tahun 1922, dengan menyelami Gua Monthespan yang di dalam Gua itu ditemukan patung-patung dan lukisan bison serta binatang-binatang lainnya dari tanah liat, yang menurut para ahli, itu sebagai acara ritual sebelum diadakan perburuan binatang ditandai adanya bekas-bekas tombak dan panah. namun dalam PD II, Gua-gua digunakan sebagai tempat pertahanan karena di Gua akan sulit ditembus walaupun menggunakan bom pada waktu itu.
V. Perkembangan Speleologi Di Indonesia
Di Indonesia Speleologi relative tergolong suatu ilmu yang baru, dalam hal ini sedikitnya ahli-ahli Speleologi maupun pendidikan formal tentang Speleologi.
Speleologi baru berkembang sekitar tahun 1980 dengan berdirinya sebuah klub yang bernama SPECAPINA yang didirikan oleh Norman Edwin (almarhum) dan R.K.T.Ko Ketua Hikespi sekarang. Namun karena adanya perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah dan masing-masing mendirikan himpunan :
1. Norman Edwin (almarhum) mendirikan klub yang diberi nama GARBA BUMI
2. R.K.T.Ko mendirikan HIKESPI pada tahun 1984, pada tahun tersebut bermunculan klub-klub speleologi di Indonesia seperti ASC yang berdiri pada tanggal 01 Januari 1994, SSS Surabaya, DSC Bali, Scala Malang dll.
VI. Ilmu yang berkaitan erat dengan Speleologi
Adanya perbedaan yang nyata antara permukaan dan bawah permukaan maka keadaan lingkungan Gua mempunyai nilai potensial untuk tempat penelitian yang biasa disebut Laboratorium bawah tanah.
Geomorfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentukan alam baik yang terdapat di
dalam maupun di sekitar Gua.
Klimatologi : Ilmu yang mempelajari iklim suatu daerah yang mempunyai pengaruh
lingkungan Gua baik flora dan fauna, keadaan fisik di lingkungan tersebut.
Hidrospeleologi : Ilmu yang mempelajari tentang system pengairan kawasan karst.
Geologi : Ilmu yang mempelajari tentang asal terbentuknya batuan karbonat/ batu
gamping (lingkungan pengendapan) dengan asosiasinya, batuan vulkanik
dan metamorfosa.
Biospeleologi : Ilmu yang mempelajari tenteng kehidupan yang ada di dalam Gua
Antropologi : Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia
Arkeologi : Ilmu yang mempelajari tentang peninggalan kebudayaan manusia di masa lampau
Paleontology : Ilmu yang mempelajari tentang fosil binatang maupun tumbuhan zaman
Purba
Speleokronologi : Ilmu yang mempelajari urutan kejadian dari pembentukan hingga perkembangan Gua
Speleogenesa : Ilmu yang mempelajari asal mula Gua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar